Cara Menjelaskan Hasil Wawancara dan Contoh Wawancara - Banyak dari kita setelah mewawancarai seseorang malah tidak bisa mengambil kesimpulan dan menjelaskannya kepada orang. Entah karena gugup atau bahkan tidak bisa mengambil kesimpulan wawancara. Maka pada kesempatan ini saya akan memberikan Cara Menjelaskan Hasil Wawancara dan Contoh Wawancara. Saya akan memberikan tips-tips supaya kalian bisa menjelaskan hasil wawancara.
Cara Menjelaskan Hasil Wawancara dan Contoh Wawancara |
1. Cara Menjelaskan Hasil Wawancara
Untuk
mengetahui sebuah informasi atau pendapat dari seseorang, kadang-kadang
diperlukan kegiatan berwawancara. Kamu tentu pernah mendengar seseorang
(narasumber) diwawancarai oleh seorang wartawan atau reporter untuk dimintai
pendapatnya, bukan?
Setelah
kamu menyimak wawancara dari seorang
narasumber, hendaknya kamu dapat menjelaskan hasil atau melaporkan isi dari wawancara
tersebut.
Bagaimana
caranya?
Ikutilah
langkah berikut ini!
1.Konsentrasilah
saat kegiatan wawancara berlangsung.
2.Dengarkan
pembicaraan dengan sepenuhnya.
3.Catat
garis besar isinya dan olah dengan baik agar diketahui garis besar isinya.
4.Tulis
garis besar isi menjadi pokok-pokok informasi wawancara.
5.Susunlah
menjadi kalimat yang efektif, komunikatif, dan jelas.
6.Ungkapkan
secara lisan dengan bahasa yang santun informasi yang telah kamu dapatkan.
2. Contoh Wawancara
Rina Iriani Sri Ratnaningsih
Memangkas Korupsi-Kolusi
Rina
Iriani Sri Ratnaningsih adalah satu dari sedikit perempuan yang menjadi kepala
daerah. Langkahnya menduduki kursi bupati itu pun tidak terlalu mulus.
Sebelum
dilantik sebagai Bupati Karanganyar, Jawa Tengah, 15 Desember 2003. Sejak awal,
ibu empat anak dari pernikahannya dengan Tony Haryono ini sudah bertekad
me-majukan pendidikan di daerah itu. Tekad tersebut benar ia buktikan. Pada
2006, Karanganyar menempati peringkat I tingkat SD dalam ujian akhir nasional
(UN), dan urutan ke-5 tingkat SMP dan SMA.
Tahun
2007, bersamaan dengan peringatan Hari Pendidikan Nasional yang dipusatkan di
Taman Siva Candi Prambanan, Kabupaten Sleman, Jogjakarta, Rina menerima
anugerah Sewaka Winayaroha dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Hingga kini,
tak kurang dari 30 penghargaan yang sudah diterimanya. Pada Minggu, 20 Januari
2008 Rina menerima Burhanuddin Bella dari Republika bersama fotografer Amin
Madani untuk sebuah wawancara.
Berikut
petikannya :
Apa yang Anda lakukan hingga bisa meraih
penghargaan?
Ada
tiga hal yang saya angkat jadi superprioritas: pendidikan, kesehatan, dan keamanan.
Tiga hal ini tidak bisa dipisahkan. Pendidikan kita ambil sumber daya manusia
(SDM). Kan percuma dana banyak kalau SDM-nya tidak punya. Satu hal yang saya
lakukan adalah mengubah mind set. Kita ubah reformasi birokrasi secara total,
dari A-Z. Dari bupatinya sampai ke tingkat akar rumput di daerah. Karena apa?
Kalau kita tidak segera mereformasi semua itu, tidak jalan. Yang direformasi
terutama mental dan kesadaran diri untuk pegang amanah. Selama ini, semua itu
kacau karena mereka lupa pada amanahnya.
Apa yang Anda lakukan di sektor pendidikan?
Setelah
ada tiga superprioritas ini, saya ada program tujuh hari kerja. Senin Sehat,
Selasa Masdarkum (masyarakat sadar hukum), Rabu Belajar (pendidikan), Kamis
Bertani, Jumat Jumling (Jumat keliling dari dusun ke dusun). Dalam Jumling kita
sarasehan, buka forum apa unek-unek masyarakat. Sabtu kita pariwisata, bukan
untuk jalan-jalan, tapi menggali potensi yang ada di Karanganyar. Minggunya,
Minggu Bersih. Jadi nyaris tidak ada libur.
Anda membuat program yang sempat tercatat
dalam Muri, apakah itu?
Saya
buat program Larasita (Layanan Rakyat Sertifikasi Tanah). Mereka datang ke
rumah-rumah masyarakat. Itu tercatat di Muri, satu-satunya di Indonesia. Ide itu
muncul setelah saya membuka layanan SMS dan telepon langsung 24 jam ke masyarakat.
Urutan pertama permasalahan yang rawan adalah pertanahan. Maka, saya ubah
bagaimana birokrasi di BPN sesuai dengan maksud saya. Kami kerja sama. Kita
berkomitmen dan kita harus konsisten, tidak boleh ada KKN. Dengan cara jemput
bola, biayanya jelas, mobilnya lengkap, ada internet.
Anda mendapat respons seperti apa?
Oh,
sangat luar biasa. Bayangkan, dulu hanya 100-150 sertifikat satu bulan, dan
bayarnya ada yang Rp5 juta. Sekarang satu bulan bisa selesai 2.500 sertifikat. Sekarang
tahun kedua, sudah 75 persen selesai. Tahun 2008, seluruh Karanganyar sudah
tersertifikat semua. Dari sini saya terinspirasi membuat Ratna (Rakyat Terdaftar
Negara Aman). Itu sistem akta kelahiran jemput bola, seperti Larasita. KTP juga
mau seperti itu, bisa dua menit selesai.
Mengapa Anda mau jadi bupati?
Amanah,
ya. Dulu saya tidak berpikir jadi bupati. Saya sudah happy jadi guru,saya sudah
happy punya anak asuh banyak. Sebetulnya, saya tetap ada kedamaian jadi guru.
Bahagia kalau melihat murid-murid berhasil. Di situ tidak ada cercaan macam-macam.
Bagi saya, guru itu segala-galanya. Setelah ke politik praktis, saya seperti
kehilangan. Tapi, sampai sekarang pun saya tidak akan keluar dari guru dan saya
tetap tercatat sebagai (anggota) PGRI. Itu kemauan saya.
Lantas apa yang memotivasi Anda untuk
menjadi bupati?
Begini.
Dulu jadi guru, saya juga teraniaya. Mau jadi kepala sekolah, itu harus bayar.
Nah, saya ingin memberantas itu. Waktu itu saya punya cita-cita, ‘’Seandainya
saya jadi pemimpin.’’ Alhamdulillah, sekarang semua terberantas. Kepala sekolah
di Karanganyar pakai sistem kerja sama dengan Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan
(LPMP). Calon kepala sekolah yang tes di situ bisa ditunggu dua jam hasilnya.
Jika dia lulus, ya, itulah, jadi kepala sekolah. Kalau tidak, ya
tidak
bisa. Kalau dulu kan bisa titipan bupati. Saya pun bisa memangkas hak- hak saya
demi kemajuan Karanganyar.
Ada kerinduan mengajar?
Oh,
ya. Sekarang sering mengajar juga. Tapi, sekarang ngajarnya tua-tua, mengajar
pariwisata di Universitas Sahid Surakarta. Kalau rindu saya pergi ke tempat
mengajar saya dulu. Saya bahkan ada kerinduan bagaimana saya dengan teman-teman
guru.
Anda selalu ke desa-desa, sampai ke
dusun-dusun, bagaimana kesannya?
Saya
ada di desa, bergelut dengan rakyat saya. Setiap kecamatan, saya pernah kunjungi
181 kali. Satu desa ada yang 13 kali, dusun itu sudah dua kali. Kalau sudah
terlalu sore, saya bisa mandi di tempat kepala desa. Yang penting, saya jangan
mandi di kali lah ha ha ha.
Kalau
dikatakan lelah, ya lelah. Karena kita happy, ikhlas, setiap saya datang ke
tempat masyarakat, saya merasa itulah hiburan saya. Jadi, ada keseimbangan antara
kelelahan dengan kerjaan. Hidup ini kan tergantung kita yang atur. Kita jangan
diatur oleh waktu, jangan diatur oleh pekerjaan. Pekerjaan, waktu, kita yang
atur. Itu kunci. Saya tidak mau diperbudak oleh pekerjaan. Pekerjaan itu kita
yang atur. Empat tahun jadi bupati, alhamdulillah, saya masih merasa happy- happy
saja. Bagi saya, inilah tugas amanah saya, yang saya lebih takut dipertanggungjawabkan
di hadapan Tuhan.
Semoga dengan adanya Cara Menjelaskan Hasil Wawancara dan Contoh Wawancara ini kalian bisa lebih menguasai dan mengerti bagaimana cara atau langkah-langkah yang harus dilakukan agar bisa menjelaskan hasil wawancara kepada orang banyak. Selain itu kalian juga bisa mengambil pelajaran melalui contoh wawancara di atas untuk dijadikan bahan acuan dalam belajar dalam berwawancara. Terimakasih telah membaca Cara Menjelaskan Hasil Wawancara dan Contoh Wawancara.
Sign up here with your email
ConversionConversion EmoticonEmoticon