Cara Menulis Resensi Buku Kumpulan Cerpen dan Contoh Resensi Cerpen Terbaru - Kalian tentu pernah mendapat tugas untuk meresensi sebuah cerpen bukan ? Di antara kalian mungkin ada yang sangat senang karena mengalami kemudahan dalam meresensi sebuah cerpen. Tetapi tidak sedikit juga di antara kalian yang masih kesulitan bagaimana cara meresensi sebuah cerpen. Agar lebih mudah dalam meresensi sebuah cerpen kalian tentu harus memiliki contoh resensi cerpen. Pada kesempatan ini saya akan memberikan Cara Menulis Resensi Buku Kumpulan Cerpen dan Contoh Resensi Cerpen Terbaru.
Cara Menulis Resensi Buku Kumpulan Cerpen dan Contoh Resensi Cerpen Terbaru
Pengertian Resensi
Resensi
merupakan pertimbangan tentang sebuah buku yang biasanya baru terbit. Resensi
sering dipublikasikan di koran, majalah, maupun internet. Pernahkah kamu
membaca resensi? Apakah bedanya dengan karangan lainnya? Resensi berbeda dengan
karangan biasa.
Peresensi
pun orang-orang yang ahli dan yang biasa membaca. Begitu juga dengan karya yang
akan diresensi. Karya tersebut harus karya terpilih yang bernilai tinggi, bukan
karya sembarangan. Mengapa demikian? Karena, resensi adalah sebuah
pertimbangan, pembicaraan, atau ulasan terhadap kelebihan dan kekurangan sebuah
karya, baik fiksi maupun nonfiksi.
Resensi
ditulis secara singkat, padat, dan objektif. Beragam buku bisa dijadikan bahan
resensi. Biasanya dikategorikan atas karya fiksi dan nonfiksi. Karya-karya
fiksi terdiri atas buku novel, kumpulan cerpen, kumpulan puisi, roman, dan
drama. Buku kumpulan cerpen dan puisi dapat ditulis oleh seorang pengarang
namun dapat pula ditulis oleh beberapa pengarang. Untuk melatih kemampuan
membuat resensi cerpen, ikutilah langkah-langkah berikut !
Cara Menulis Resensi Cerpen
1.
Bacalah halaman awal buku !
a.
Apakah judulnya ?
b.
Pahami isi pengantarnya! (Kata pengantar biasanya memberikan informasi penting
tentang tujuan pengarang menulis buku tersebut).
c.
Baca daftar isi buku! (Daftar isi dapat memberitahu gambaran tentang organisasi
buku tersebut dan akan membantu dalam menentukan gagasan utama pengarang dan
alur pengembangannya secara kronologis berdasarkan topik yang disampaikannya).
2.
Bacalah isinya !
a.
Pahamilah unsur-unsur intrinsik cerpen tersebut, buat catatan tentang temanya,
plot dan konfliknya, penokohan, latar, dan keterkaitannya dengan judul
cerpennya !
b.
Cari informasi tentang prestasi yang diraih cerpen tersebut !
Untuk
melatih keterampilan menulis resensi cerpen, perhatikan dahulu contoh resensi
di bawah ini !
Contoh Resensi Cerpen
Linguae
Karya Seno Gumira Ajidarma
Penulis : Seno
Gumira Ajidarma
Penerbit : Gramedia
Pustaka Utama
Tanggal terbit :
Maret - 2007
Jumlah halaman :
138
Berat buku : -
Jenis cover : Soft
Cover
Dimensi (L x P) :
135×200mm
Kategori : Cerpen
Linguae
artinya lidah. Cerpen "Linguae" dalam kumcer berjudul sama karya Seno
Gumira Ajidarma ini bercerita tentang makna lidah bagi manusia. Bagaimana nasib
para pecinta jika organ tubuh yang satu ini hilang? Begitu banyak peran lidah
yang tak dapat digantikan oleh organ lain seperti dengkul, misalnya. Cerpen ini
berkisah, dalam sebuah percintaan, lidah memang menyatakan segalanya dengan lebih
nyata daripada kata-kata dalam tatabahasa sempurna mana pun di dunia.
Tiga
belas cerpen lainnya mengungkapkan beraneka kisah. "Cintaku Jauh di
Komodo" bercerita tentang cinta yang tak pernah hilang di antara dua
manusia yang terus bereinkarnasi sepanjang masa. Bahkan, sampai salah satu dari
mereka berubah wujud menjadi komodo ! "Rembulan dalam Cappucino"
mengisahkan seorang perempuan yang baru cerai dengan suaminya memesan cappuccino
dengan rembulan terapung di dalam cangkirnya. Silakan menerjemahkan dengan
bebas metafora rembulan yang diungkap SGA dalam cerpen ini. Sementara, cerpen
"Joko Swiwi" adalah cerpen yang sangat imajinatif dalam buku ini.
Dikisahkan, seorang anak lahir dengan sayap di tubuhnya. Ia menjadi pahlawan di
kampungnya, namun pada akhirnya mesti terusir dari sana karena suatu
pengkhianatan.
Cerpen-cerpen
lainnya ditulis dengan gaya bercerita SGA yang khas, unik, dan penuh imajinasi
yang tak terduga.
Resensi Terkini
Oleh:
Unai
"Dalam
remang, entah pagi entah siang entah sore entah malam, kami terus menerus
menguji daya cinta lidah kami. Selalu remang. Hanya remang. Lebih baik
remang-karena cinta yang jelas ada dan terang, yakin dan pasti, bersih dan
steril seperti bukan cinta lagi. Jadi memang tak bisa kulihat wajahnya dengan
jelas-apakah yang masih bisa dilihat dari sebuah wajah yang terlalu dekat,
begitu dekat, sehingga tak berjarak, ketika saling menguji lidah, selain ketidakjelasan
dalam keremangan dengan cahaya lembut yang berusaha menembus gorden ?
Mungkin
itu sebabnya aku lebih sering ingat gorden daripada wajahnya, karena hanya dari
balik gorden itu datang cahaya yang hanya membuat ruang menjadi temaram. 'Tutup
matamu', katanya. Kupejamkan mataku dan kutahu ia memejamkan matanya. 'Berikan cintamu',
katanya dan kupersembahkan cintaku dalam percakapan tanpa kata karena lidah
kami menyatakan segalanya dengan lebih nyata daripada kata-kata dalam
tatabahasa sempurna manapun di dunia."
Demikian
petikan dari kumpulan cerpen Linguae yang mampu membangkitkan ketertarikan
saya. Kata-kata yang begitu indah ini membuat saya seolah masuk ke dalam
gerbang imajinasi. Kumpulan cerpen Seno ini, hanya berselang dua bulan saja
sejak lahirnya Kalatidha yang terbit bulan Januari 2007 lalu. Di sini kita bisa
melihat betapa produktifnya seorang Seno.
Dari
sekian banyak cerpen Seno, hampir semuanya bergenre sastra. Meski saya menyukai
sastra namun ternyata tidak mudah bagi saya meresapi tiap jalan cerita yang
ada.
Ada
13 cerpen yang terangkum dalam kumpulan cerita pendek ini, dan kesemuanya
pernah dipublikasikan di media cetak yang berbeda. Tiap cerpen menceritakan
aneka kisah dan menyimpan sebuah makna dan pembaca bebas menerjemahkannya.
Cerita-cerita kental dengan fiksi sarat metafor di dalamnya dan sangat di luar batas
nalar. Beberapa cerita meski puitis bahkan tidak ber-ending.
Seperti
cerita tentang "Tong Setan", saya menemukan beberapa kalimat yang
mengalami pengulangan. Membacanya semakin membuat kepala saya berputar… seperti
motoris yang berputar di "Tong Setan" itu. Sulit untuk dipahami dan
dimengerti dibandingkan cerpen-cerpen yang lain. Lain lagi dengan cerita dengan
judul "Rembulan dalam Capuccino". Tidak bisa saya bayangkan bagaimana
sebuah rembulan di langit bisa masuk ke dalam secangkir kecil capuccino.
Rembulan itu berukuran sebesar bola pingpong, mengambang bersama buih krim
coklat dalam seduhan kopi tradisional Italia itu. Juga cerita tentang
"Joko Swiwi". Yang mengisahkan tentang tokoh imajiner, yang terlahir
di dunia dengan sayap di tubuhnya. Ia menjadi pahlawan di kampungnya, namun ada
akhirnya mesti terusir dari sana karena suatu pengkhianatan.
Jika
saya boleh membandingkan, saya lebih suka kumcer Seno terdahulu "Sepotong
Senja Untuk Pacarku". Indah dan mudah dimengerti. Namun bagi pencinta
sastra tak lengkap koleksinya bila tidak memiliki kumpulan cerita
"Linguae" ini.
Sumber:
tlose. wordpress.com/category/resensi-buku.
Dalam
resensi di atas, peresensi mengungkapkan kelebihan dan kekurangan isi buku
kumpulan cerpen tersebut. Peresensi juga membandingkan buku kumpulan cerpen
Linguae dengan karya Seno Gumira Ajidarma sebelumnya.
Semoga dengan adanya Cara Menulis Resensi Buku Kumpulan Cerpen dan Contoh Resensi Cerpen Terbaru ini kalian semakin paham dan mampu menguasai bagaimana cara menulis resensi cerpen yang bagus dan sesuai kaidah. Dengan adanya contoh resensi novel di atas akan semakin memudahkan kalian dalam membuat sebuah resensi novel. Terimakasih telah membaca Cara Menulis Resensi Buku Kumpulan Cerpen dan Contoh Resensi Cerpen Terbaru.
Sign up here with your email
ConversionConversion EmoticonEmoticon